Sabtu, 12 November 2016

Analisis Aksi 4 November

Nama : Haris Munandar
NPM : C1021511RB1002
Prodi : S1 Ilmu Komunikasi
Univ : Universitas Sangga Buana YPKP Bandung

Aksi 4 November atau yang dikenal sebagai aksi damai, menjadi trending topik di Indonesia beberapa waktu lalu. Itu disebabkan oleh adanya dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Calon Gubernur DKI Jakarta, yaitu Bapak Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal Ahok beberapa bulan lalu saat beliau sedang mensosialisasikan programnya di kepulauan seribu.
Saya akan mencoba menganalisis aksi 4 November tersebut dari berbagai sudut pandang, yaitu kelompok sosial, strata sosial, perubahan sosial, dan komunikasi massa.

Kelompok sosial
Dalam masyarakat, terdapat beberapa kelompok yaitu kelompok formal-sekunder, formal-primer, informal-sekunder, dan informal-primer. Dalam aksi 4 November tersebut, kelompok-kelompok itu bersatu padu untuk melakukan unjuk rasa terhadap Ahok atas perbuatannya itu. Mereka tidak membeda-bedakan perbedaan suku, ras, ormas, keluarga, komunitas, dan lain-lain, karena mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membela Al-Qur;an.

Strata Sosial
Sama halnya dengan kelompok sosial, pada aksi 4 November tersebut juga para demonstran tidak membedakan status sosial mereka. Mereka yang berasal dari kalangan atas tidak memisahkan diri dari mereka yang berasal dari kalangan bawah, begitupun sebaliknya. Mereka berbaur satu sama lain.

Perubahan Sosial
Dalam aksi 4 November tersebut, terjadi banyak perubahan sosial. Salah satunya, umat muslim di Indonesia yang sebelumnya mungkin terpisahkan oleh perbedaan pulau, daerah, suku, ormas, dan lain-lain, pada saat aksi tersebut mereka bersatu untuk membela Al-Qur'an.

Komunikasi Massa
Komunikasi massa tidak bisa lepas dari yang namanya media massa. Dalam menganalisis aksi 4 November, peran media massa sangat besar. Mengapa ? Karena, baik pada saat aksi itu berlangsung maupun setelahnya, berbagai media massa terus memberitakan aksi tersebut supaya para masyarakat yang tak terlibat langsung mengetahui apa yang terjadi. Namun, disayangkan ada beberapa media massa yang tidak objektif dalam memberitakan kasus itu, bahkan cenderung menyudutkan salah satu pihak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar